Belum Jadi Pelanggan Newsletter?
Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!
Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam
7 Model Bisnis 1-Orang Yang Bisa Dimulai Dari Nol
Banyak orang kira, untuk bangun bisnis itu harus punya banyak modal, koneksi, atau popularitas dulu.
Itu kesalahan pertama.
Padahal, kenyataannya …
Kita bisa mulai dari mana aja. Bahkan dari rumah, dengan laptop kentang, dimulai dengan nol followers. Yang penting kita fokus. Dan dari fokus itu datang hasil.

Dalam kesempatan ini, saya ingin memperkenalkan 7 model bisnis 1-orang alias solopreneur. Semuanya bisa dimulai dari rumah, bahkan sambil kerja kantoran atau kuliah.
Gak perlu viral. Gak perlu jadi seleb.
Yang dibutuhkan cuma satu: berani mulai.
1 – Konten Kreator
Kalau suka ngomong, suka nulis, atau suka berbagi hal yang dipelajari, ini jalan yang tepat.
Langkah-langkahnya:
- Pilih satu platform (YouTube, Instagram, TikTok, Threads, X, LinkedIn, atau blog).
- Mulai bikin konten yang bantu orang, bukan cuma yang bikin mereka “like”.
- Bangun audiens kecil, lalu jual sesuatu yang relevan: e-book, jasa, kursus.
Konten kreator yang sukses bukan yang paling lucu atau paling jago edit video. Tapi yang paling konsisten dan paling ngerti audiensnya.
Mulai dari satu format yang paling kita suka, dan bantu satu jenis orang dulu.
2 – Freelancer
Saya sendiri mulai dari sini dengan modal skill desain dan coding.
Sampai sekarang, saya sering melihat orang-orang di X yang dapat klien dari luar negeri. Penghasilannya jauh lebih besar dari UMR. Modalnya? Skill desain thumbnail YouTube.
Mereka gak punya gelar, gak punya koneksi. Sama seperti saya saat dulu memulai.
Modalnya cuma rajin posting hasil kerja atau latihan dan bantu-bantu komunitas.
Intinya, kita gak harus jadi ahli. Kita cuma harus bermanfaat dan terlihat. Kalau bisa bantu orang menyelesaikan masalah — entah itu desain, nulis, editing, coding — kita bisa mulai freelancing.
Jangan hanya simpan skill di laptop. Tunjukin ke dunia lewat portofolio dan social media.
Cerita perjalanan saya sebagai seorang freelancer bisa ditonton di sini.
3 – Konsultan
Jadi konsultan bukan soal gelar tinggi. Tapi soal pengalaman dan arah yang jelas.
Misalnya pernah:
- Kerja di bidang HR: bisa bantu UMKM bikin sistem rekrutmen.
- Pernah ngurus marketing: bisa bantu bisnis kecil bikin strategi konten.
- Ngerti finansial: bisa bantu mahasiwa dan dewasa muda mengatur keuangan.
Kita gak jual jasa eksekusi, tapi arahan. Dan nilainya bisa jauh lebih tinggi.
Tips dari saya:
- Bikin konten di medsos yang nunjukin cara berpikirmu (bukan sekadar hasil).
- Audiens bakal tertarik dengan cara kita berpikir dan solusi yang ditawarkan.
4 – Wellness Educator
Suka gaya hidup sehat, olahraga, atau bantu orang lebih mindful?
Jika ya, maka bisa bikin coaching online, kelas meditasi, meal plan, atau e-book sehat.
Orang Indonesia makin peduli sama well-being, dan banyak yang cari panduan dari orang yang relatable, bukan dari “ahli yang terlalu kaku.”
Gak harus jadi instruktur yoga bersertifikat. Tapi kalau pernah mengubah gaya hidup dan sekarang bisa bantu orang lain, itu lebih kuat.
Tips dari saya:
- Pilih niche spesifik, misalnya: yoga buat ibu muda, meal plan buat penderita diabetes.
- Jangan buru-buru jualan. Edukasi dulu, bantu dulu, baru jualan.
5 – Coach Produktivitas
Menurut data World Economic Forum, self-management dan emotional intelligence jadi skill terpenting di dunia kerja saat ini.
Artinya?
Orang makin sadar bahwa mereka gak cuma butuh belajar skill teknis, tapi juga cara mikir dan kerja yang sehat. Dan mereka siap bayar mahal untuk itu.
Buat yang punya pengalaman memimpin tim, mengelola proyek, atau bantu bisnis kecil berkembang, ini jalan yang sangat layak.
Beberapa contoh yang bisa dilakukan:
- Bikin sesi coaching 1-on-1.
- Ngadain workshop leadership.
- Bikin konten tentang cara berpikir strategis.
Tipsnya:
- Ngobrolnya jangan terlalu “corporate” — bikin santai tapi berisi.
- Orang lebih suka belajar dari teman yang pernah ngalamin, bukan dari “guru yang sok tahu”.
6 – Pemilik Agency
Untuk yang sudah mulai freelancing dan permintaan makin banyak, ini saatnya naik level.
Langkah-langkahnya:
- Rekrut partner yang bisa bantu kerjain hal teknis.
- Spesialisasi di satu niche (misal: social media untuk UMKM).
- Bangun SOP dan sistem kerja sederhana.
Agency bukan soal kantor besar. Tapi soal bisa lepas tangan dari operasional dan tetap jalan.
Naik ke “agency” kalau sudah terlalu sibuk jadi freelancer. Jangan nunggu burnout.
7 – Pembentuk Komunitas
Buat yang suka ngobrol, bikin diskusi seru, dan suka lihat orang berkembang bareng? Ini jalur yang cocok
Kita bisa bangun:
- Komunitas YouTuber pemula.
- Komunitas ibu & anak.
- Komunitas orang yang belajar video editing, dll.
Setelah komunitasnya hidup, bisa monetisasi lewat: Membership, Produk digital, Event, atau donasi.
Tips dari saya:
- Mulai dari grup WhatsApp, Telegram, atau Discord.
- Beri nilai konsisten, dan bantu anggota saling bantu.
- Bukan sekadar “admin” — jadilah penjaga api.
Mulai komunitas dari 10 orang yang kita kenal dan punya tujuan sama. Bangun kepercayaan, bukan jumlah.
Pilih Satu, Fokus, Bertumbuh
Kita gak harus coba semua. Pilih satu yang paling dekat sama skill dan minat.
Kalau bingung mulai dari mana, coba jawab ini:
- Apa yang sering orang minta bantu dari saya?
- Apa yang saya suka dikerjakan meski gak dibayar?
- Apa yang saya bisa bawa dari pengalaman kerja selama ini?
Dari situ, kita bisa tentukan jalur solopreneur yang paling realistis buat diri kita.
Fokus dulu ke satu jalur, satu audiens, dan satu masalah.
Jangan tunggu viral. Jangan tunggu siap. Yang penting: mulai.
Belum Jadi Pelanggan Newsletter?
Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!
Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam