Bagikan Kepada Teman:

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Cara Keluar Dari “Neraka” Konten Kreator Pemula

Yang sering dialami konten kreator pemula biasanya begini …

Udah rajin upload video, mengikuti tren, menulis judul catchy, TAPI:

  • View? Mentok.
  • Komentar? Sepi.
  • Pengikut? Nambahnya pelan banget.

Dan ternyata, banyak kreator yang terjebak di fase ini.

neraka konten kreator pemula

Fase ini disebut “neraka pemula,” yaitu tempat di mana seorang konten kreator pemula sudah bekerja keras, tapi tidak mendapatkan hasil.

Kalau tidak tahu jalan keluarnya, maka bisa terjebak di fase ini selama bertahun-tahun.

Rajin dan konsisten saja tidak cukup jika masih bingung apa yang sebenarnya harus dilakukan, dan apa yang harus diperbaiki.

Jadi, apa saja langkah-langkah untuk keluar dari neraka pemula?

Jalan Keluar Dari Neraka Konten Kreator Pemula

Kesalahan terbesar konten kreator pemula:

Langsung pengen keren seperti para influencer besar.

Masalahnya?

Orang belum kenal, dan belum punya alasan untuk peduli dengan konten yang dibuat. Apalagi nonton sampai habis.

Sasar Pain Points Yang Dirasakan Audiens

Jalan masuk di fase awal: fokus menghilangkan pain points yang dirasakan oleh target audiens.

Bukan makanan kesukaan, life update, atau vlog ke Indomaret. Tapi konten yang bikin penonton mikir: “Wah, ini gue banget.”

Namun penting untuk dipahami, masalah dan pain point itu TIDAK sama.

Ini perbedaannya …

Masalah adalah situasi atau kondisi objektif yang tidak diinginkan atau menghambat tujuan seseorang.

Pain point adalah rasa frustrasi, ketidaknyamanan, atau beban emosional yang timbul akibat masalah.

Contoh yang lebih jelas:

  • Masalah: Berat badan susah turun walaupun sudah diet ketat.
  • Pain point: Frustasi badan tidak kunjung berubah, iri pada orang lain yang proses-nya cepat
  • Masalah: Editing video memakan waktu lama karena belum mahir.
  • Pain point: Merasa burnout dan kehabisan waktu buat hal lain.

Konten yang dibuat harus memberikan solusi terhadap masalah audiens, namun sasar juga pain point-nya agar bisa connect dan relatable.

Cari Topik Evergreen Yang Selalu Dicari

Di setiap niche pasti ada topik yang selalu dicari dan berumur panjang.

Langkah-langkah yang bisa dilakukan:

  • Temukan 5–10 kreator yang sudah berhasil dan berada di niche yang sama.
  • Lihat konten-konten lama mereka yang berhasil saat mereka masih kecil.
  • Catat tema atau topik yang sering diulang-ulang.

Jika tema atau topik tersebut masih relevan, kita bisa mempertimbangkan untuk membuat videonya.

Namun, konten akan tenggelam kalau dibahas dengan cara yang sama seperti 100 video lainnya yang sudah ada.

Yang membuat konten menonjol adalah angle-nya:

  • Sudut pandang yang unik.
  • Pengalaman pribadi yang relatable.
  • Pendekatan yang tidak umum.

Penonton butuh rasa “oh ini beda,” dan angle adalah jembatan antara topik lama dengan rasa baru.

Simak juga pembahasan teknik framing untuk menemukan angle menarik.

Jadilah Penjual Dopamin

Setiap kali seseorang scroll TikTok, buka Instagram Reels, atau klik thumbnail YouTube, ada satu hal yang sedang mereka cari: rasa kepuasan.

Itulah dopamin.

Dopamin adalah zat kimia di otak yang bikin kita merasa senang, penasaran, atau terhibur.

Setiap kali kita melihat sesuatu yang lucu, bikin penasaran, atau terasa “wow” — otak kita mengeluarkan dopamin. Dan itu bikin orang ingin klik, ingin nonton lebih lama, dan terus kembali untuk nonton lagi.

Inilah alasan kenapa kreator besar sering membuka video mereka dengan:

  • Pertanyaan unik
  • Potongan konflik
  • Reaksi wajah dramatis
  • Visual yang langsung nge-hook

Bukan karena mereka lebay, tapi karena mereka mengerti satu hal:

Perhatian manusia itu mahal dan harus dibayar dengan rasa penasaran atau hiburan.

Jadi kalau masih bikin video yang butuh waktu 1-2 menit untuk “mulai”, jangan heran kalau banyak yang kabur.

Buat Struktur Konten Yang Bikin Betah

Kita tidak bisa asal rekam lalu upload.

Di awal, hal ini bisa bikin kita harus ekstra mikir:

  • Pembuka: Harus hook kuat (5-20 detik pertama sangat menentukan).
  • Tengah: Jelaskan dengan gaya storytelling, langkah-langkah, atau segmentasi menarik.
  • Akhir: Kasih punchline, solusi, atau ajakan.

Rencanakan dulu alur konten dengan sebaik mungkin. Luangkan waktu untuk bikin hook yang benar-benar menarik perhatian.

Memahami dasar copywriting sangat membantu dalam membuat struktur menarik.

Sadari Jika Konten Belum Bagus

Maaf, tapi ini kenyataan: kalau views dan pengikut tidak naik-naik, itu bukan karena algoritma jahat.

Tapi karena kontennya belum cukup menarik.

Kabar baiknya? Ini bisa dilatih, namun harus disadari terlebih dahulu.

Konten kreator harus tahu cara memainkan “permainan perhatian” yang terdiri dari 3 bagian:

  1. Menarik perhatian
  2. Mempertahankan perhatian
  3. Mengkonversi perhatian

Ini bukan soal membuat konten yang berestetika tinggi, tapi bagaimana kita bisa mempengaruhi psikologi audiens.

Detail yang lebih jelas untuk masing-masing bagian pernah saya bahas di sini.

Penutup

Setiap kreator hebat pernah jadi pemula. Pernah merasa nggak ada yang nonton.

Tapi yang membedakan mereka dengan yang menyerah adalah satu hal:

Mereka terus belajar, terus mencoba, terus memperbaiki.

Jangan buru-buru jadi viral, tapi buru-burulah jadi lebih baik dari dirimu yang kemarin.

  • Selesaikan masalah, sasar pain points audiens.
  • Temukan topik evergreen + angle unik.
  • Kuasai cara memainkan “permainan perhatian.”
  • Buat video yang nempel di otak, bukan yang cuma lewat.

Ciptakan dampak, bukan sekadar bikin konten.

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Bagikan Kepada Teman:
Scroll to Top