Bagikan Kepada Teman:

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Framing: Teknik Untuk Menarik Perhatian Banyak Viewers

Sebagai konten kreator, kita biasanya membuat konten berdasarkan passion atau topik yang kita suka. Kita bahkan bisa membahas topik tersebut secara mendalam dan kontennya penuh dengan “daging.”

Sampai kita posting kontennya, dan ternyata terkubur di bawah lautan konten lainnya.

Kita sudah menghabiskan waktu dan tenaga, hanya untuk mendapatkan segelintir view. Rasanya mengecewakan, apalagi jika kita tahu bahwa topiknya memiliki potensi.

Tapi ini kebenarannya:

Bukan sekedar apa yang kita buat, TAPI bagaimana kita menyuguhkannya.

Sayangnya, banyak kreator mengambil pendekatan salah saat menghadapi tantangan ini — salah satunya adalah meniru tren tanpa menambahkan sesuatu yang unik dan bernilai.

Ada pula yang mencoba menarik perhatian semua orang, namun berakhir dengan konten yang tidak jelas. Isinya gak jelas, tujuannya juga gak jelas.

Sebagai konten kreator, kita harus kreatif menyuguhkan suatu topik biasa menjadi terasa baru dan menarik.

Bagaimana caranya?

Framing konten

Jawabannya adalah dengan menggunakan framing.

4 Strategi Framing Untuk Meningkatkan View

Framing dalam pembuatan konten adalah seni dalam membentuk pandangan audiens terhadap konten yang kita suguhkan.

Kenapa memahami framing itu penting bagi konten kreator?

Dalam dunia konten social media, konten kita harus bersaing dengan setiap konten yang datang dari berbagai niche dalam menarik perhatian viewers. Jika tidak mampu menawarkan sesuatu yang baru dan menarik, maka akan mudah tenggelam.

Framing yang efektif membantu kita untuk lebih menonjol dan menangkap perhatian audiens.

1 – Framing Emosional

Konten yang kuat tidak hanya memberikan informasi, tetapi membuat orang merasakan sesuatu.

Contohnya seorang YouTuber fitness bisa menggunakan framing yang berupa perjalanan transformatif dalam menunjukkan perkembangan ototnya — daripada sekedar membuat tutorial dengan judul yang terlalu umum.

Beberapa contoh judul dengan framing emosional:

  • Fitness: “Bagaimana Saya Kehilangan 30 kg dan Menemukan Jati Diri”
  • Travel: “Cara Saya Beranjak Dari Bokek Hingga Mampu Keliling Dunia”
  • Bahasa: “Sistem INI Menolong Saya Lancar Bahasa Baru Dalam 30 Hari”

Tidak hanya mendapatkan informasi, audiens juga bisa terhubung dengan kita melalui cerita.

Tips untuk framing emosional:

  • Share momen berarti dalam hidup kita, baik senang dan sulit.
  • Hubungkan konten dengan keresahan yang juga dialami audiens.
  • Sorot transformasi dan pertumbuhan yang terjadi dalam hidup kita.
  • Gunakan storytelling dalam menyampaikan perjalanan pribadi.

2 – Framing Perspektif

Dengan tingkat persaingan yang tinggi, topik yang sama bisa dibahas secara berulang-ulang, dan audiens akan mulai merasa bosan. Jika kita ikut membahas topik tersebut tanpa perspektif unik, maka akan semakin membosankan.

Salah satu solusinya, gunakan pengalaman pribadi dalam menyuguhkan perspektif yang unik.

Jika membuat konten travel dengan judul, “Keseruan Saat Liburan di Labuan Bajo,” maka terdengar membosankan karena sudah banyak konten serupa. Jadi lebih baik menulis, “Akhirnya Bisa Keluarga Ke Labuan Bajo Setelah 3 Tahun Menabung.”

Tidak hanya memiliki perspektif unik, tapi lebih mengena secara emosional.

Beberapa teknik framing perspektif lainnya:

  • Gunakan metafora: “Otak adalah Otot – Latihlah Dengan Teknik Belajar Efektif”
  • Tantang asumsi umum: “Kebenaran Brutal Tentang Gaya Hidup Sehat”
  • Kaitkan dengan hal lain: “Mengelola Stress Dengan Strategi Catur”
  • Lakukan challenge: “Saya Coba Cara Termalas Cari Uang di HP (Tanpa Medsos)”

3 – Framing Masalah-Solusi

Framing ini memposisikan kita sebagai seseorang yang tidak hanya mampu mengidentifikasi masalah, tapi juga memberikan solusi jelas yang dapat ditindaklanjuti.

Sebelum membuat konten, tanyakan dulu: apa masalah utama yang dihadapi target audiens saya? Bagaimana saya dapat memberikan bantuan yang praktis?

Sampaikan masalah-solusinya dan kombinasikan dengan pengalaman pribadi.

Contoh:

  • “Cara Saya Dalam Mendapatkan Pekerjaan Impian (Setelah 20x Ditolak)”
  • “Bagaimana Saya Menurunkan Gula Darah TANPA Diet Ekstrem”
  • “Sistem Produktivitas Yang Membuat Hidup Saya Lebih Santai”

4 – Framing Trend dan Relevansi

Menggunakan tren atau topik populer bisa memperluas jangkauan audiens menjadi lebih lebar — sangat membantu dalam memperkenalkan niche atau topik yang spesifik.

Namun, kita harus mencari kaitan yang berarti antara tren dengan niche yang kita pilih.

Contoh:

  • Niche marketing: “Strategi Jenius Taylor Swift Dalam Membangun Personal Branding”
  • Niche fitness: “Cara Membentuk Tubuh Kekar Seperti Pemeran Wolverine”
  • Niche AI: “Prediksi Elon Musk Tentang Bahaya AI”

Trend yang dikaitkan bisa selebriti, merek, event, tempat, dll.

Kesalahan Dalam Melakukan Framing

Framing adalah teknik ampuh dalam menemukan angle yang membuat konten menjadi lebih menarik. Sayangnya, banyak yang menyalahgunakan framing untuk membuat clickbait menyesatkan.

Framing bukan soal manipulasi, tapi tentang membangun koneksi yang jujur dengan audiens.

Menggunakan framing secara salah bisa menghilangkan kepercayaan audiens. Jika kehilangan kepercayaan, maka kita akan kesulitan dalam mengembangkan audiens, dan tidak akan bertahan lama.

Kesalahan lain dalam framing adalah membuat suatu ide menjadi terlalu kompleks sehingga sulit dimengerti audiens.

Untuk menjadi lebih baik dalam melakukan framing, lakukan latihan:

  1. Cari 1-3 topik yang sesuai dengan target audiens.
  2. Untuk masing-masing topik, brainstorm minimal 3 angle berbeda.
  3. Di setiap angle, sampaikan satu manfaat atau keunikan utama saja.

Contoh topik: tips produktivitas

  • Angle 1: “Kenapa Hack Produktivitas Itu Tidak Bekerja”
  • Angle 2: “Rutinitas Pagi Yang Mengubah Hidup Saya”
  • Angle 3: “Saya Coba Kerja Seperti Elon Musk Selama 7 Hari”

Lakukan latihan ini secara rutin sekitar 1 jam tiap hari.

Bukan hanya kita menjadi pandai dalam melakukan framing, tapi sekaligus menemukan ide konten yang benar-benar menarik.

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Bagikan Kepada Teman:
Scroll to Top