Bagikan Kepada Teman:

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Ingin Naik Kelas? Ketahui 5 Fase Income Kreator INI

Setiap kreator besar yang kita kenal hari ini — dari mulai MrBeast sampai Atta Halilintar — memulai dari nol tanpa bayaran.

Sama halnya dengan mendaki gunung, perjalanan seorang kreator dimulai dari kaki bukit: tanpa pengalaman, tanpa penghasilan. Beberapa berhasil mencapai puncak, sementara yang lain tersesat atau menyerah di tengah jalan.

Kenapa ada yang sukses membangun bisnis besar, sementara yang lain bertahun-tahun tetap di tempat yang sama?

Peningkatan income kreator tidak terjadi secara acak. Ada pola dan tahapan yang bisa dipelajari.

Mari kita bahas 5 fase perjalanan income kreator dan tantangan di setiap tahapannya.

5 fase income kreator

Fase 1: Gratisan

Fase ini sering bikin frustasi karena tidak ada pemasukan.

Rasa frustasi itu bisa muncul jika hanya mengejar angka (view, subscriber, uang). Padahal, fase ini adalah waktunya untuk belajar dan eksplorasi.

Untuk bisa melewati fase pertama:

  • Tingkatkan skill membuat konten
  • Fokus memberikan nilai kepada target audiens secara ikhlas
  • Analisa serta evaluasi konten yang berhasil dan yang tidak
  • Bangun hubungan baik dengan target audiens

Lupakan dulu viralitas. Bangun dulu disiplin agar menjadi kebiasaan sehari-hari.

Fase 2: Monetisasi Dasar

Memasuki fase kedua, seorang kreator mulai bisa menghasilkan uang.

Sumber penghasilan bisa berasal dari:

  1. Monetisasi dari platform (AdSense, dll)
  2. Komisi affiliate marketing
  3. Donasi atau saweran

Di fase ini, jumlah penghasilannya sering kali tidak stabil.

Jumlah penghasilan bisa ditingkatkan dengan rajin posting konten, meningkatkan engagement, dan berupaya memperluas jangkauan. Yang cukup berat, kualitas juga harus diimbangi dengan kuantitas.

Namun, banyak kreator gagal naik kelas karena:

  • Tidak konsisten
  • Tidak memiliki target audiens jelas
  • Tidak membuat konten yang memberikan nilai
  • Tidak memahami strategi dasar monetisasi

Bagaimana dengan sponsorship/endorsement?

Brand biasanya tertarik ketika kreator memiliki target audiens jelas, dan engagement cukup baik. Apa yang terjadi pada saya, tawaran dari brand mulai datang setelah memiliki 5000+ subscribers. Tentunya, dimulai dulu dengan tawaran-tawaran murah.

Dalam berhubungan dengan brand itu membutuhkan skill komunikasi dan bernegosiasi.

Fase 3: Kreator Mandiri

Di fase ketiga, kreator tidak lagi bergantung pada monetisasi platform. Mereka mulai bertransformasi menjadi entrepreneur dengan menciptakan offer menarik.

Namun, kreator bisa terjebak di fase kedua jika membuat konten yang sulit untuk dikembangkan.

Contoh: membuat konten kompilasi viral atau sekadar reupload konten orang lain. Yang nonton mungkin banyak TAPI bisnisnya tidak memiliki arah jelas.

Agar bisa memasuki fase ini, jawab dulu 3 pertanyaan ini:

  • Siapa yang ingin kita layani (prospek)?
  • Solusi atau kepuasan apa yang bisa kita tawarkan (offer)?
  • Apa yang membuat kita berbeda dari pesaing (unique value proposition)?

Dengan menjawab ketiga pertanyaan di atas, kita akan bisa membangun bisnis yang memiliki arah jelas, dan bukan sekadar dapat view.

Beberapa offer yang bisa dibuat:

  1. Produk digital mikro. Produk murah yang memecahkan masalah spesifik, seperti ebook, template, atau kursus singkat. Cepat dibuat dan bisa dijual cepat melalui platform seperti Lynk atau Mayar.
  2. Merchandise. Rute ini biasanya diambil oleh konten kreator hiburan, dan bisa berupa t-shirt, topi, mug, casing hp, dll. Agar laku, kreator hiburan harus membangun fan base yang kuat.
  3. Freelancing. Bisa dilakukan oleh kreator ahli seperti programmer, video editor, akuntan, dll. Tipsnya, bangun personal branding sebagai seorang ahli sekaligus membangun portfolio.

Perlu dicatat, fase ini menuntut pemahaman baru tentang marketing, branding, dan sales.

Fase 4: Entrepreneur

Di fase ini, kreator memiliki sistem bisnis yang lebih terstruktur dan tidak bekerja sendirian. Income berasal dari kombinasi konten, produk, dan strategi distribusi yang matang.

Jalur distribusi produk bisa melalui:

  1. Konten social media, blog, dan kadang dibarengi iklan.
  2. Email marketing, webinar, dan komunitas privat
  3. Website dan landing pages

Tipe offer yang bisa ditawarkan:

  1. Core offer. Produk utama dengan harga terjangkau. Beberapa bisnis ada yang menawarkan lebih dari satu core offer.
  2. Continuity offer. Produk berlangganan seperti membership atau SaaS. Bisa dibandrol dengan harga murah, menengah, atau mahal.
  3. Backend offer. Produk mahal atau upgrade yang ditawarkan hanya kepada customer, seperti mastermind, 1-on-1 coaching, dll.

Setiap bisnis tidak harus memiliki semua jenis offer di atas.

Usaha saya sendiri sudah tidak lagi menjual produk digital mikro. Sekarang, saya menawarkan continuity offer sebagai core offer bernama birdsend.co. Di sisi lain, perusahaan saya memiliki 2 brand lain yang merupakan produk pendukung.

Tantangan di fase ini adalah membangun sistem kerja yang efisien, memimpin tim, dan mengotomatiskan beberapa proses menggunakan aplikasi & tools.

Fase 5: Business Empire

Ini adalah level tertinggi di mana kreator membangun ekosistem bisnis yang lebih besar dari sekadar personal brand.

Fase ini juga bisa dibilang sangat rumit, dan sulit untuk dicapai.

Kreator di fase ini:

  • Mendelegasikan operasional kepada karyawan
  • Dibantu profesional untuk ekspansi bisnis
  • Brand-nya berhasil menjangkau ribuan pelanggan

Di Indonesia ada beberapa kreator yang berhasil mencapai fase ini. Sedangkan untuk tingkat dunia, salah satunya adalah MrBeast yang berhasil membangun kekaisaran bisnis melalui internet.

Brand yang dimiliki MrBeast saat ini adalah MrBeast Burger, Feastables, dan Viewstats.

Penutup

Dalam mencapai setiap fase, kita harus melakukannya dengan cara yang sistematis. Perjalanan tersebut harus dilakukan secara bertahan. Setiap langkahnya melibatkan pertimbangan cermat.

Namun, ini bukan berarti kita harus mencapai level tertinggi.

Ada yang ambisius ingin mencapai fase 5, tapi ada juga yang bertujuan hanya sampai di fase 4. Setiap kreator punya tujuannya masing-masing. Tapi dengan pemahaman tentang fase ini, kita bisa memetakan tujuan perjalanan yang lebih jelas.

Ingat, setiap kreator besar pernah berada di fase pertama, dan mereka memutuskan untuk mengambil langkah berikutnya.

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Bagikan Kepada Teman:
Scroll to Top