Belum Jadi Pelanggan Newsletter?
Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!
Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam
Kalau Harus Mulai YouTube Dari Nol, Ini Yang Saya Lakukan
Kalau saya harus mulai YouTube dari nol, saya gak akan ulangin semua kesalahan bodoh yang dulu pernah saya lakukan.
Saya dulu berpikir, cukup pilih niche dan bikin video berdasarkan kata kunci yang sering dicari, atau berdasarkan tren.
Hasilnya …

Tidak selalu bagus, malah sering kali jelek.
Di sisi lain, kebanyakan pemula bikin channel YouTube dengan harapan bisa viral dan jadi “next big thing”.
Yang mereka lakukan biasanya seperti ini:
- Upload video tanpa arah
- Gonta-ganti niche tiap bulan
- Ikut-ikutan tren tanpa tahu kenapa
Masalahnya bukan di niat atau kemampuan — tapi di kurangnya arah yang jelas. Begitu gak tembus 1.000 view, mereka langsung mikir channel-nya gagal.
Jadi berdasarkan pengalaman selama 5 tahun, saya rangkum 5 langkah yang seharusnya dilakukan sejak awal.
Dan ini juga jadi pondasi dari kursus YouTube yang sedang saya siapkan.
Langkah 0 – Bangun Otot Berkarya Dulu
Yes, ada langkah 0 sebelum masuk ke langkah 1.
Banyak orang terlalu fokus cari strategi viral, padahal bikin video aja baru belajar.
Kalau belum terbiasa bikin, maka akan cepat lelah. Tidak terbiasa duduk sambil edit berjam-jam, atau belum nyaman ngomong depan kamera. Akhirnya, berhenti sebelum sukses.
Kalau baru mulai, buat video semampunya dulu, lalu upload.
Tujuannya bukan biar viral — tapi biar ngerti dasar-dasarnya, dan membiasakan diri sebagai pembuat konten video.
Ini semacam latihan sebelum lari maraton. Gak perlu overthinking dulu soal algoritma, viralitas, atau monetisasi.
Langkah 1 – Bikin Daftar Isi Kepala
Mungkin ini terdengar membosankan, tapi …
Pilih niche bukan dari “apa yang rame”, tapi dari apa yang bisa dinikmati secara jangka panjang.
Ambil kertas atau buka notes, dan jawab 3 pertanyaan ini:
- Apa yang saya bisa ajarkan (keahlian)?
- Apa yang saya suka lakukan (hobi)?
- Apa yang bikin saya semangat meski gak dibayar (passion)?
Tulis sebanyak-banyaknya. Dan dari daftar ini, kita akan cari niche yang bukan cuma cocok, tapi juga layak dikembangkan.
Langkah 2 – Cek, Ada Penontonnya Gak?
Kita mungkin suka niche tertentu. Tapi itu belum tentu punya market yang cukup di YouTube.
Misalnya kita suka bahas sejarah perang dari tahun 1400–an, atau teknik melukis klasik Renaisans.
Pertanyaannya: apakah ada yang cari konten seperti itu di YouTube? Kalau iya, seberapa besar jumlahnya?
Ketik kata kunci topiknya di YouTube. Cek channel lain di niche itu — berapa rata-rata view mereka? Seberapa aktif komunitasnya?
Di sini kita bukan mencari niche viral, tapi memastikan:
- Niche tersebut memiliki ukuran pasar yang tidak terlalu kecil.
- Terdapat topik dan sub-topik dari niche tersebut yang relevan.
- Bisa terus dikembangkan sampai bertahun-tahun ke depan.
Kalau terlalu sepi … coret. Sayang waktu dan tenaga.
Langkah 3 – Apakah Niche Ini Bisa Menghidupi?
Jangan sampai niche yang dipilih sama sekali gak punya potensi finansial.
Beberapa niche bisa cepat menghasilkan lewat brand deal, afiliasi, atau produk digital. Namun, beberapa lainnya? AdSense doang pun sangat kecil.
Contoh: topik-topik seperti keuangan, teknologi, self-development, dan parenting — umumnya punya ekosistem produk dan brand yang bisa diajak kerja sama.
Cari tahu apakah:
- ada produk/jasa yang bisa direkomendasikan?
- ada brand yang main di niche itu?
- ada audiens yang mau bayar buat solusi?
Niche terbaik itu: kita sukai, ada penontonnya, dan ada peluang duitnya.
Kalau cuma dua dari tiga, kita akan mentok di tengah jalan.
Misalnya:
- Kita suka dan ada duitnya, tapi gak ada market → sepi.
- Ada market dan duitnya, tapi kita gak suka → burnout.
- Kita suka dan ada market, tapi gak ada duitnya → gak berkelanjutan.
Gabungkan ketiganya untuk membangun fondasi yang kuat.
Langkah 4 – Punya Konsep Unik, Jangan Jadi Salinan
Di dunia YouTube, being different is better than being better.
Banyak kreator yang sebenarnya jago edit, jago ngomong, bahkan punya resource bagus. Tapi kenapa channel-nya tetap sulit berkembang?
Salah satu alasannya: mereka gak punya konsep yang jelas.
Jangan hanya sekadar memilih niche dan berharap semua orang suka, lebih baik bikin satu acara kuat dengan premis yang jelas.
Contoh:
Kalau main di niche self-development, jangan cuma jadi motivator umum
Tapi tentukan angle-nya:
- “Self-help buat introvert yang gak suka keramaian”
- “Cerita motivasi dari tukang parkir, abang warteg, dan orang biasa lainnya”
- “Belajar produktif dari budaya Jepang (pakai animasi ringan dan storytelling)”
Itulah yang bikin channel gampang diingat, susah ditiru, dan punya UVP (Unique Value Proposition).
Ingat …
Tanpa konsep dan premis unik, kita cuma satu lagi di antara ratusan channel yang mirip.
Langkah 5 – Bikin 10 Video Dulu, Jangan Cepat Panik
Ini jebakan paling sering:
Baru upload 3 video, views-nya sepi, langsung ganti konsep. Bahkan ada juga yang ganti niche.
Sabar.
Ini tes konsistensi, dan kemampuan membaca data.
Jadi bikin minimal 10 video dengan konsep yang sama. Topik dan angle-nya itu sendiri bisa beda-beda. Yang penting tetap cocok dengan konsepnya.
Ibaratnya channel itu satu acara tv, dan tiap video itu adalah episode-episode dari acara tv tersebut.
Sambil amati:
- Mana yang paling lama ditonton?
- Mana yang paling banyak diklik?
- Mana yang engagement-nya tinggi?
Dan yang cukup penting: apakah konsepnya sudah tereksekusi dengan baik?
Setelah 10 video, kita bisa mulai melihat pola. Kalau memang gak cocok → ganti konsep, tapi dengan alasan yang jelas. Kalau mulai ada sinyal bagus → lanjutkan dan optimalkan.
Penutup – Kalau Saya Harus Mulai YouTube dari Nol …
Saya tidak akan mengejar viral duluan.
Yang akan saya lakukan adalah membangun fondasi yang benar dari awal:
- Pilih niche yang pas.
- Bangun konsep unik.
- Konsisten & evaluasi pakai data.
YouTube bukan soal cepat-cepatan, tapi soal bermain lama dan tidak mudah tumbang.
Detail video dari langkah di atas sedang saya buat, dan akan menjadi bagian dari kursus YouTube yang fokus untuk pemula yang ingin membangun channel tahan banting, bukan cuma viral dadakan.
Belum Jadi Pelanggan Newsletter?
Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!
Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam