Bagikan Kepada Teman:

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Framework Untuk Selalu Menemukan Ide Konten Menarik

Setelah mempelajari banyak ide konten menarik dibalik video viral, saya menemukan sebuah rahasia kecil:

Konten kreator besar tidak selalu membuat konten original. Mereka, termasuk MrBeast, sering “mencuri” untuk jadi viral.

Saya bisa berkata seperti ini karena ada buktinya (dan saya akan perlihatkan).

Di dunia ini sudah sangat sulit untuk menemukan ide konten baru. Dari film hingga konten di social media, saling mencontek satu sama lain.

Jadi saat mencari ide konten menarik — jangan takut untuk mencuri (secara beretika)!

Dan saya akan jelaskan cara kreatif dalam mencuri secara legal.

Bukti “Pencurian” YouTuber Besar

Salah satu yang terlihat jelas adalah video MrBeast yang berjudul Train Vs Giant Pit:

Mr Beast - Train Vs Giant Pit

Saat ini video tersebut telah mencapai 224 juta view. Jumlah view yang sangat besar untuk suatu ide yang tidak original.

Dan ini video originalnya dari channel BeamNG Nation:

Sekilas terlihat sama persis, tapi sebetulnya ada perbedaan:

  • BeamNG – Simulasi 3D yang berdurasi 3 menit tanpa adanya alasan/cerita.
  • MrBeast – Melibatkan kereta api sungguhan, dan memiliki alasan/cerita kenapa hal tersebut dilakukan.

Bukan Hanya MrBeast Yang Mencuri Ide

Airrack adalah salah satu YouTuber besar yang memiliki 15 juta subscriber.

Di pertengahan tahun 2023, Airrack membuat channel Houseparty! dimana ia melakukan social experiment.

Salah satu videonya yang diunggah berhasil meraih 3,6 juta view.

Pada video tersebut ada 11 orang yang terlihat seperti psikopat, tapi hanya satu yang betul-betul psikopat. Misi utamanya adalah menebak siapa yang sebenarnya psikopat.

Sekarang coba lihat thumbnail ini:

Thumbnail-thumbnail di atas datang dari channel YouTube lain yang bernama Jubilee.

Idenya memang tidak sama karena yang diambil Airrack hanya format dan konsep dasarnya saja.

Lain halnya dengan Airrack, yang dilakukan Ryan Trahan adalah sebaliknya:

Kedua video sama-sama membangun survival shelter dan thumbnailnya pun mirip, tapi terdapat perbedaan mencolok:

  • Cyprien Outdoor Adventures – Memiliki format ASMR dan dilakukan oleh seorang ahli.
  • Ryan Trahan – Bukan ASMR tapi vlog berbasis storytelling dan dilakukan oleh seorang yang bukan ahli.

Idenya sama, tapi konsep dan sudut pandangnya berbeda.

Cara “Mencuri” Ide Konten Secara Legal

Apapun platform social media yang dipilih, kita harus mempelajari dulu medan perangnya dengan mengamati konten sukses dari akun-akun lain yang memiliki kemiripan.

Namun jangan hanya fokus pada akun besar saja, amati juga akun-akun kecil yang memiliki beberapa konten dengan performa bagus.

Amati konten yang memiliki salah satu dari dua ciri ini:

  • view 2-3 kali lipat lebih besar dari jumlah subscribers atau followers,
  • view lebih besar dari rata-rata yang biasa didapatkan oleh akun tersebut

Melakukan riset ini lebih mudah jika memilih YouTube dengan menginstall extension vidIQ terlebih dahulu:

Channel YouTube : Ruri Ohama

Video-video yang memiliki performa bagus sudah ditandai vidIQ dengan warna selain abu-abu dan memiliki nilai lebih dari satu.

Catatan: Jika sebelumnya sudah sering bikin konten, coba analisa juga konten-konten lama yang memiliki performa bagus.

Lalu pola-pola apa saja yang harus kita amati?

Formula Konten

Formula konten terdiri dari beberapa komponen dasar:

  • Format: reels, tiktok, shorts, video durasi panjang, carousel, twitter threads, dll
  • Tipe: vlog, podcast, tutorial, challenge, sketsa, reaksi, berita, dokumenter, dll
  • Identitas: konsep, premis, style, dan tone

Sebelum menganalisa topik dan angle dari suatu konten viral, pelajari dulu formula kontennya.

Untuk lebih jelas, mari kita lihat contoh formula konten dari beberapa akun besar:

Ryan Trahan (YouTube)

  • Format: Video durasi panjang (~10-20 menit) dan Shorts sebagai pelengkap
  • Tipe: Vlog, challenge, storytelling
  • Identitas:
    • Konsep: Mengubah kehidupan sehari-hari menjadi petualangan yang luar biasa
    • Premis: Menjelajahi apa yang terjadi ketika dirinya keluar dari zona nyaman
    • Style: Santai, humor, menonjolkan kepribadian
    • Tone: Ringan hati, lucu, mencela diri sendiri

Catatan: Ryan Trahan memiliki latar belakang sebagai seorang pelari jarak jauh di alam (cross country runner) sehingga memiliki daya tahan tubuh yang kuat.

Johnny Harris (YouTube)

  • Format: Video durasi panjang (~10-30 menit) dan Shorts sebagai pelengkap
  • Tipe: Kombinasi antara storytelling, explainer, dan dokumenter
  • Identitas:
    • Konsep: Menjelaskan dunia secara mendalam melalui sejarah, geografi, dan budaya
    • Premis: Kejelasan dari isu-isu kompleks dengan mengeksplorasi cerita yang mendasarinya dan memberikan konteks yang lebih luas
    • Style: Cinematic, dinamis, visual
    • Tone: Informatif, berwibawa, berbasis naratif

Catatan: Latar belakang Johnny Harris adalah seorang filmmaker dan jurnalis yang pernah bekerja pada suatu media.

Bagaimana dengan social media lain?

Jawabanya sama: formula konten berlaku juga di Instagram, TikTok, dan platform lainnya.

Berikut contoh dari TikTok:

Khaby Lame (TikTok)

  • Format: Video durasi pendek
  • Tipe: Reaksi, komedi, dan parodi
  • Identitas:
    • Konsep: Menunjukkan hal yang sudah jelas dan menyederhanakan hal yang terlalu rumit
    • Premis: Menyederhanakan kompleksitas hidup dengan humor dan akal sehat
    • Style: Komedi ringan
    • Tone: Datar, sarkastik, lucu

Catatan: Khaby Lame adalah warga Italia kelahiran Senegal yang pernah bekerja sebagai operator mesin. Ia harus “dirumahkan” saat pandemi Covid-19 mulai melanda.

Semuanya tidak memilih niche yang sempit. Mereka memiliki identitas yang jelas, dan semua konten yang dibuat selalu mengikuti formula kontennya masing-masing.

Identitas yang jelas sangat membantu dalam membangun branding yang konsisten.

Beberapa dampak positif yang ditimbulkan:

  • Target audiens menjadi jelas, dan mereka akan mudah mengenali konten kita
  • Kepercayaan audiens terus terbangun selama kualitas dan identitas tersebut dipertahankan
  • Brand lebih tertarik untuk mensponsori karena kejelasan pada identitas dan target audiens

Ini sebabnya saya pernah menyarankan untuk membuat konsep dan premis yang unik ketimbang hanya memilih niche.

Selanjutnya, lakukan riset mengenai format, tipe, style, dan tone yang cukup disukai oleh audiens.

Namun kita tidak perlu menganalisa semua konten yang ada. Cukup lihat konten-konten yang memiliki kemiripan pada topik atau target audiens.

Dari data-data yang telah dikumpulkan:

  • Kenali mana yang bekerja, dan mana yang tidak bekerja
  • Adaptasi beberapa pola yang bekerja untuk menentukan format, tipe, dan identitas
  • Kenali topik dan angle yang banyak ditonton tapi tidak terlalu sering dibahas

Tujuan kita di sini untuk menjadi unik, jadi jangan menjiplak. Tapi adaptasi sebagian saja yang memang cocok dengan konsep, premis, dan tentunya diri kita sendiri.

3 Cara Dalam Menemukan Ide Konten Menarik

Mencari ide konten yang bagus itu memang tidak selalu mudah.

Saya sendiri sering merasakannya, namun akhirnya saya menemukan framework yang efektif dalam menemukan ide.

Ide konten pada dasarnya terdiri dari 3 bagian:

  1. Formula konten
  2. Topik (contoh: iphone, makanan pedas)
  3. Angle (contoh: daya tahan iphone, dampak buruk makanan pedas pada usus)

Ini sebabnya saya menjelaskan dulu formula konten.

Setelah membuat formula konten, cari topik dan angle dengan menggunakan tiga metode ini:

Metode 1: Respons Terhadap Sumber Lain

Metode ini bukan membuat video dimana kita mengomentari musik, film, atau berita (kecuali kalau tipe konten yang kita buat memang video reaksi).

Respons yang kita berikan bisa dalam berbagai bentuk:

  • Review produk yang baru saja dirilis
  • Tutorial makeup menggunakan merek populer
  • Break down storytelling dari film yang sedang tayang di bioskop
  • Percobaan memasak sendiri makanan yang sedang laris dijual
  • Analisa event politik yang sedang hangat dibicarakan
  • Parodi sinetron atau web series yang lagi trending
  • Kisah perjalanan tokoh terkenal dari nol hingga sukses

Saya tidak bisa tulis semua bentuk respons yang ada, tapi saya yakin intinya cukup bisa dimengerti.

Yang terpenting, topik yang kita respons harus sejalan dengan formula konten yang telah ditetapkan. Tidak harus berdasarkan trending, tapi bisa juga topik lama yang masih populer di kalangan target audiens.

Untuk sumbernya bisa menggunakan berita, social media, website, buku, film & acara tv, atau lakukan riset.

Metode 2: Diri Sendiri

Saat sedang beraktivitas, bahkan yang tidak produktif sekalipun, kadang kita teringat dengan pengalaman atau percakapan yang pernah kita lakukan.

Hal-hal unik yang pernah kita lalui, jika terlintas di pikiran, langsung saja dicatat dulu.

Bagaimana jika tidak punya pengalaman?

Jawabannya: ciptakanlah pengalaman baru

  • Konten kreator travel adalah konten kreator yang menciptakan pengalaman baru.
  • YouTuber horror seperti Jurnal Risa atau Sara Wijayanto menciptakan pengalaman dengan melakukan penelusuran.
  • Ryan Trahan mencoba hal-hal yang tidak biasa ia lakukan di kehidupannya sehari-hari.

Kita selalu bisa mencoba dan bereksperimen. Hal ini juga pernah saya jelaskan juga saat membahas konsep dan premis.

Metode 3: Meniru Dengan Modifikasi

Ada kasus pencurian ide konten yang sempat ramai diperdebatkan di X (Twitter):

Video dari Brent Rivera diatas meniru konten milik drewdoes:

Yang jadi perdebatan … TIDAK terjadi banyak perubahan.

Tantangan, storytelling, dan perspektifnya cukup memiliki banyak kemiripan. Lokasinya sama, yaitu di Jepang. Hotelnya pun terlihat sangat mirip.

Akhir dari perdebatan: Brent Rivera akhirnya memberikan kredit kepada drewdoes di deskripsi videonya.

Inilah yang harus kita hindari saat melakukan “pencurian” konten.

Cara yang lebih baik adalah melakukan seperti MrBeast, Airrack, atau Ryan Trahan. Tentunya dengan memiliki formula konten unik akan sangat membantu untuk menjadi berbeda.

Sedangkan untuk sumber idenya, tidak harus selalu menggunakan platform social media yang sama dengan yang kita gunakan. Kita bisa melihat medium yang lain seperti televisi atau artikel.

MrBeast sendiri tidak selalu mengambil ide konten YouTuber lain:

Dasar ide video di atas datang dari acara televisi di Amerika yang berjudul Survivor.

Idea Bank & Validasi Ide

Idea bank adalah daftar ide yang kita temukan dengan menggunakan metode-metode yang saya jelaskan di atas.

Apapun ide yang terpikirkan, entah itu bagus atau tidak, selalu catat di idea bank karena sebagai manusia kita sering lupa.

Silahkan gunakan aplikasi catatan kesukaan seperti MS Word atau Google Doc. Saya sendiri menggunakan aplikasi catatan serba guna yang bernama Notion.

Saya memilih Notion karena memiliki banyak fitur bermanfaat, dan juga sudah dilengkapi AI. Semua ide konten untuk YouTube dan newsletter, termasuk script, status, dan jadwal publikasinya saya catat di Notion.

Apapun yang saya catat di Notion, baik melalui HP atau komputer, sinkron secara otomatis.

Namun terlepas dari aplikasi yang digunakan, sisihkan waktu untuk melakukan brainstorming secara rutin. Saran saya setidaknya dua sesi dalam seminggu, satu jam untuk tiap sesi.

Satu sesi untuk mencari ide konten, satu sesi untuk melakukan validasi ide.

Ide konten yang kita catat di idea bank tidak harus diproduksi semua, tapi hanya ide yang lolos validasi.

Beberapa hal yang bisa ditanyakan dalam melakukan validasi ide:

  1. Apakah memberikan value untuk target audiens?
  2. Apakah bisa membangun koneksi emosional dengan target audiens?
  3. Apakah sejalan dengan formula konten yang telah ditetapkan?
  4. Apakah cukup unik dan belum banyak dibuat oleh kompetitor?
  5. Apakah memungkinkan untuk kita produksi (biaya, tingkat kesulitan, waktu yang diperlukan)?

Jika jawabannya semua “YA,” maka bisa dilanjutkan untuk diproduksi.

Dengan melakukan validasi, kita tidak harus membuang waktu untuk mengeksekusi ide yang terlalu sulit, terlalu berisiko, atau terlalu jelek.

Kapan Harus Mengubah Formula Konten?

Saat memproduksi ide-ide berdasarkan formula konten yang telah ditetapkan, kita harus berusaha meredam emosi.

Kuncinya disini adalah bertindak berdasarkan data, dan kita harus sabar menunggu untuk cukup terkumpul. Jadi buat dulu rencana yang realistik dan lakukan iterasi.

Untuk yang memilih video durasi panjang di YouTube, buat minimal 10 video dulu. Tapi untuk jenis konten pendek, harus membuat lebih banyak lagi (20-30 konten).

Konten pendek memerlukan kuantitas lebih banyak dan frekuensi upload lebih sering. Sedangkan untuk konten panjang usahakan setidaknya seminggu sekali.

Setiap mempublikasikan konten baru, jangan hanya fokus pada angka view, tapi lakukan evaluasi berikut:

  • Apakah formula konten sudah tereksekusi dengan baik atau masih ada yang kurang?
  • Apakah retensi atau durasi tonton rata-rata terlalu rendah? Terlalu banyak yang skip di bagian awal? Terlihat ada penurunan drastis pada grafik retensi?
  • Apakah ada peningkatan jam tayang (watch time) dibandingkan konten sebelumnya?

Jam tayang adalah metrik terpenting yang diukur semua platform social media jika konten yang dipublikasikan adalah video.

Ini adalah grafik audience retention dari salah satu video saya di YouTube yang memiliki view sangat rendah:

Bisa dilihat di bagian awal video saja sudah banyak yang keluar.

Lalu ini retensi yang lebih baik:

Grafiknya semakin menurun tapi terjadi secara lebih perlahan. Bagian awal dari video masih mampu mempertahankan lebih dari 50% penonton.

Dan ini adalah grafik retensi eksperimen saya di TikTok untuk video yang mendapat view di atas 200k (bukan LMC):

Kurang lebih sama terjadi penurunan jumlah penonton tapi tidak drastis.

Retensi tidak harus sempurna, tapi kita harus mempelajari bagian-bagian yang membuat penonton keluar.

Penting untuk dicatat, retensi dan durasi tonton rata-rata bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi jam tayang, namun ini akan saya bahas di kesempatan lain.

Untuk sekarang, usahakan untuk selalu melakukan peningkatan setiap kali membuat konten baru.

Jika data di analitik sudah terkumpul (tidak ada lagi bagian-bagian kosong) dan sudah cukup banyak perbaikan yang dilakukan, maka silahkan untuk memperbaiki formula kontennya kalau tidak ada peningkatan sama sekali.

Formula konten tidak harus langsung diganti secara total, tapi coba ubah dulu 1-2 komponennya.

Di edisi selanjutnya, saya akan bahas cara menarik dan mengelola perhatian audiens beserta ilmu dalam menarik perhatian audiens.

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Bagikan Kepada Teman:
Scroll to Top