Bagikan Kepada Teman:

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Mengubah Kemampuan ‘Biasa Aja’ Menjadi Penghasilan Luar Biasa

Mungkin pernah berpikir, “Ah, kemampuan saya cuma segini-gini aja. Semua orang juga bisa.”

Padahal, belum tentu semua orang tahu apa yang kita tahu, belum tentu semua orang bisa apa yang kita bisa.

Keterampilan, pengalaman, atau wawasan yang kita rasa “biasa aja” mungkin sangat berharga untuk orang lain. Sayangnya, kebanyakan dari kita terjebak dalam apa yang disebut Knowledge Blindness — sindrom di mana kita merasa bahwa kemampuan kita itu tidak spesial.

Tapi coba pikirkan ini:

  • Ada orang yang rela bayar mahal untuk belajar sesuatu yang menurut kita gampang banget.
  • Ada orang yang kebingungan karena nggak tahu solusi sederhana yang sudah jadi “rutinitas” buat kita.

Sayang kalau tidak dimanfaatkan. Jangan sampai kita melewatkan peluang besar berlalu begitu saja.

wawasan adalah kekayaan

Mari kita melangkah dan membangun sesuatu dari apa yang kita miliki dengan menjalankan 3 langkah strategis berikut:

Langkah 1 – Bongkar Kemampuan Yang Terjebak di Otak

Mulailah dengan melihat lagi diri sendiri. Tidak hanya diri kita yang sekarang, tapi juga momen-momen yang kita alami di masa lalu.

Apakah ada keterampilan, wawasan, atau pekerjaan yang bisa kita lakukan dengan lebih baik daripada orang lain?

Berikut beberapa pertanyaan lain yang bisa ditanyakan kepada diri sendiri:

  • Apa yang dipelajari di pekerjaan, di rumah, atau sebagai hobi?
  • Apa bantuan yang sering diminta oleh teman dan keluarga?
  • Apa yang menjadi rutinitas kita, tapi buat orang lain bukan hal yang biasa?

Jangan meremehkan hal-hal kecil yang biasa dilakukan. Kemampuan seperti “cara memperbaiki genteng bocor” atau “strategi hemat belanja bulanan” bisa jadi topik yang diminati banyak orang.

Kalau masih belum ketemu juga …

Coba lihat lagi:

  • buku-buku favorit yang pernah dibaca,
  • video-video yang pernah ditonton saat mempelajari sesuatu,
  • konten-konten yang menginspirasi diri untuk jadi lebih baik.

Setelah mencatat semua yang terpikirkan …

Lakukan riset di Google, Quora, social media, dan juga komunitas/grup.

Apakah …

  • ada yang bertanya hal-hal yang berkaitan dengan apa yang ada di daftar tersebut?
  • ada konten-konten yang berkaitan dengan apa yang kita bisa?
  • ada yang mengalami masalah berkaitan dengan kemampuan kita?
  • ada orang-orang yang memiliki hobi sama dengan kita?
  • ada orang-orang yang memiliki profesi sama dengan kita?
  • ada produk-produk yang berkaitan dengan wawasan kita?

Jika menemukan konten-konten berkaitan, cek juga komentar-komentarnya.

Proses ini lama-lama bisa terasa membosankan, tapi kita harus sabar. Kalau lelah istirahat saja dulu, nanti bisa dilanjutkan lagi.

Langkah 2: Testing Dengan Konten Pendek

Dengan melakukan riset seperti di atas, kita bisa tahu kemampuan atau wawasan mana saja yang ternyata dibutuhkan orang lain.

Tapi untuk mendapatkan lebih banyak data yang akurat, kita harus melakukan testing. Hanya dengan cara inilah kita bisa mendapat pengalaman yang membuat kita menjadi lebih baik.

Cara termudah adalah posting konten di social media:

  1. Pilih satu platform konten pendek. X, LinkedIn, atau Instagram bisa menjadi pilihan yang cocok untuk pengetesan karena kita bisa membuat konten dalam bentuk selain video.
  2. Mulai rencanakan beberapa konten berdasarkan pertanyaan dan hal lain yang kita temukan saat melakukan riset.
  3. Luangkan waktu minimal 1 jam sehari untuk pembuatan konten agar kita terbiasa. Terlepas dari bentuk konten yang dibuat, coba adaptasi formula copywriting dalam menyusun konten yang menarik.

Jangan khawatir kalau konten masih terasa belum bagus — yang penting kontennya memiliki pesan bermanfaat yang mudah dimengerti.

Penting untuk dicatat, diperlukan banyak konten untuk memahami kondisi pasar dan audiens.

Membuat kesimpulan setelah posting 2-3 konten saja itu terlalu cepat. Saran saya, posting minimal 30 konten yang menunjukkan kemampuan kita.

Selama melakukan pengetesan:

  • tidak perlu memikirkan dulu soal viral,
  • tingkatkan kemampuan dalam membuat konten secara bertahap,
  • lakukan interaksi dengan audiens yang mulai berdatangan,
  • dan pantau respons yang diberikan oleh audiens.

Tiga puluh konten mungkin terasa banyak, tapi untuk konten pendek, sebetulnya sedikit.

Berkembang di social media itu membutuhkan juga wawasan marketing, copywriting, dan analisis performa konten. Sulit jika harus dipelajari sekaligus. Jadi gunakan 30 konten tersebut sebagai kesempatan untuk belajar sekaligus praktek.

Apa saja yang harus dinilai selama testing?

Beberapa diantaranya:

  • Topik-topik yang disukai dan tidak disukai audiens
  • Format konten dan gaya yang disukai dan tidak disukai audiens
  • Saran, pertanyaan, dan kritik yang sering dilontarkan melalui komentar dan DM
  • Pesan emosional dari konten-konten yang memiliki engagement bagus

Gunakan metrik sederhana seperti like, comment, dan share dalam menilai engagement. Jangan abaikan analitik yang disediakan oleh platform social media.

Konten yang sukses itu disebabkan oleh koneksi emosional yang tersampaikan kepada audiens. Tidak semata-mata hanya karena topiknya bagus, tapi bisa jadi karena format, gaya, atau sudut pandangnya relate dengan audiens.

Jadi sering-seringlah melakukan A/B testing.

Buat minimal 2 konten berbeda untuk sebuah dasar ide yang sama. Topiknya sama, namun angle, judul, dan formatnya berbeda. Amati mana yang lebih berhasil menarik engagement, lalu gunakan elemen terbaik dari testing ini untuk konten berikutnya.

Sebagai konten kreator, kita harus bisa menyampaikan satu hal dengan berbagai cara, di mana hal ini saya bahas juga dalam cara cerdas membangun mesin konten penghasil uang.

Amati strategi yang dilakukan kompetitor dan influencer favorit.

Jika terdapat konten mereka yang memiliki performa baik, identifikasi elemen yang membuat konten mereka berhasil (judul, hook, visual, dll). Adaptasi elemen tersebut dengan menambahkan nilai atau perspektif unik.

Langkah ini mempertajam skill dan memperbesar peluang kita untuk sukses di dunia nyata.

Langkah 3: Tingkatkan Level dan Optimasi

Jika konten-konten testing tersebut berhasil meningkatkan engagement dan followers, pertimbangkan untuk melangkah ke level yang lebih serius.

Di sini kita bukan mengejar viralitas, tapi mengenali dan mensyukuri kemenangan kecil. Penghasilan mungkin masih minim, tapi ini bisa menjadi pertanda baik. Kemenangan besar itu HANYA bisa tercapai jika terjadi kemajuan-kemajuan kecil.

Jadi, apa yang harus dilakukan selanjutnya?

Pertama, lanjutkan pembuatan konten pendek di platform tersebut agar branding terus terbangun. Gunakan data-data hasil testing untuk membuat konten selanjutnya yang lebih baik.

Lalu kedua …

Ada beberapa opsi yang bisa dipilih:

  • melanjutkan ke konten panjang di YouTube atau blog,
  • mengajak audiens untuk join ke email newsletter atau grup private,
  • memperlebar sayap ke platform social media lain,
  • menawarkan produk digital sederhana dengan harga terjangkau

Proses ini tentunya membutuhkan waktu dan kerja keras, tapi semakin kita berkembang, maka opsi-opsi monetisasi semakin terbuka lebar.

Setelah fondasi menjadi kuat, fokus utamanya adalah pengoptimalan.

Terus lanjutkan optimasi area-area penting berikut ini:

  1. Penawaran: peningkatan kualitas dan ekspansi produk.
  2. Marketing: peningkatan kualitas konten dan uji coba strategi.
  3. Produktivitas: peningkatan kemampuan, penggunaan tools yang menghemat waktu, dan tentunya pembangunan tim.

Pengoptimalan secara berkelanjutan itu penting karena dalam perjalanan bisnis sering terjadi pasang-surut.

Sukses adalah maraton, bukan sprint. Prioritaskan dampak jangka panjang dibandingkan keuntungan jangka pendek.

Btw, sebagai suplemen dalam memahami tentang peningkatan level secara lebih mendalam, baca juga pembahasan tentang creator funnel.

Kesimpulan

Tidak perlu menjadi seorang yang jenius untuk menawarkan sesuatu yang bernilai kepada orang lain. Kemampuan yang kita anggap “biasa aja” bisa jadi modal luar biasa.

  1. Bongkar potensi dan kemampuan yang ada dalam diri kita.
  2. Lakukan testing dengan konten pendek untuk mulai menarik perhatian audiens.
  3. Tingkatkan level dan lakukan pengoptimalan secara berkelanjutan.

Jadi, mulai dari mana? Mulai dari apa yang dianggap “biasa aja.”

Kemampuan yang kita miliki hari ini bisa menjadi bisnis besar di masa depan.

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Bagikan Kepada Teman:
Scroll to Top