Bagikan Kepada Teman:

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Strategi Affiliate Marketing Untuk Raih 10 Juta Pertama

Rahasia Viral di Instagram

Jika ingin viral dan melejitkan followers Instagram, ebook ini adalah panduan yang paling tepat untuk pemula.

Penulisnya berhasil mendapatkan 42 ribu followers HANYA dari satu konten, dan kini memiliki 309.923 followers Instagram.

Klik Di Sini Untuk Download

Ini adalah bagian kedua dari Cara Saya Raih 10 Juta Pertama Dengan Affiliate Marketing.

Sebelumnya, saya telah membahas beberapa langkah awal yang wajib dilakukan untuk memperbesar potensi keberhasilan.

Sekedar untuk mengingatkan, berikut poin-poinnya:

  • Faktor-faktor psikologis yang membuat orang mau membeli
  • Memahami profil calon pembeli atau target audiens
  • Kriteria penting dalam memilih produk dan affiliate program yang menguntungkan
  • Dan beberapa affiliate network ternama yang pernah saya gunakan

Semuanya adalah fondasi yang wajib dipahami oleh seorang affiliate.

Jika belum sempat membaca, sebaiknya baca bagian pertama terlebih dahulu, lalu lanjutkan ke bagian ini. Sebabnya, strategi promosi di bagian ini hanya akan bekerja jika apa yang dijelaskan sebelumnya telah dilakukan.

Dan jika sudah siap, mari kita lanjut ke strategi dan taktik promosinya.

strategi affiliate marketing

Strategi Promosi Produk Afiliasi Untuk Pemula

Pada dasarnya, kita bisa mempromosikan affiliate link secara telanjang, tanpa melalui konten. Contohnya dengan menyebar link sembarangan kepada teman atau di grup.

Tapi di jaman sekarang, strategi tersebut sudah tidak efektif.

Alasannya:

  • Kurangnya kepercayaan dan kredibilitas. Orang membutuhkan informasi jelas, bukti, dan kepastian agar bisa diyakinkan. Tanpa adanya konten, sulit untuk meyakinkan orang lain dalam membeli. Apalagi jika orang yang melihat tidak kenal siapa kita.
  • Tidak semua tempat atau platform mengizinkan affiliate link. Banyak online grup yang melarang anggotanya untuk melakukan promosi langsung seperti memasang affiliate link.
  • Hanya dengan memasang link saja, kita tidak bisa sambil membangun audiens. Tanpa memiliki audiens, kita akan menemui kesulitan tiap mempromosikan produk baru.

Berpromosi melalui konten itu lebih efektif, karena jika kontennya disukai, maka traffic dan komisi bisa meningkat dengan sendirinya.

Tentunya bukan sembarang konten, tapi konten yang telah dioptimasi untuk menghasilkan komisi.

5 Jenis Konten Panjang Yang Bagus Untuk Promosi

Konten yang saya maksud disini bukan hanya video durasi panjang YouTube, tapi juga artikel.

Beberapa jenis konten panjang yang tepat untuk promosi:

Konten 1: Review Produk

Jenis konten ini pasti sudah familiar.

Konten review produk cukup efektif saat terdapat audiens yang mengetahui keberadaan produk dengan merek dan model spesifik, dan mempertimbangkan untuk membelinya.

Skenario yang biasa terjadi, calon pembeli tersebut akan mencari informasi tambahan melalui mesin pencari seperti Google atau YouTube.

Yang harus kita mengerti dulu adalah search intent (maksud pencarian):

  1. Informational. Mencari informasi umum seperti tutorial (tidak ada niat beli).
  2. Navigational. Mencari alamat fisik atau web, atau arah jalan (belum jelas apakah ada niat beli atau tidak).
  3. Commercial. Tertarik dengan suatu produk, tapi masih butuh informasi tambahan untuk memantapkan hati.
  4. Transactional. Sudah niat untuk membeli produk spesifik, dan siap melakukan transaksi.

Audiens yang mencari konten review produk spesifik memiliki commercial atau transactional intent. Jumlahnya tidak selalu banyak, tapi lebih siap untuk mengeluarkan uang.

Nah, di judul, deskripsi, dan isi kontennya, harus terdapat merek dan model spesifik dari produknya. Jadi disini kita harus menggunakan teknik SEO (search engine optimization) agar konten bisa masuk ke hasil pencarian.

Btw, saat membuat konten review produk dalam bentuk video, bisa juga dibuat dengan gaya unboxing.

Konten 2: Perbandingan Produk

Sebelum memutuskan, sering kali kita membandingkan antara beberapa merek berbeda terlebih dahulu. Itu sebabnya kita bisa membuat konten perbandingan antara produk A vs B.

Konten ini pada dasarnya adalah review dari 2 atau lebih produk sejenis dengan merek berbeda yang memiliki fungsi sama. Tujuannya, untuk membantu audiens yang memiliki commercial intent dalam membuat keputusan yang tepat.

Dan sama halnya dengan produk review, audiens hanya mencari jenis konten ini untuk merek-merek yang sudah mereka kenal.

Konten 3: Tutorial

Tutorial memang jenis konten informational, tapi kita bisa tetap buat untuk mempromosikan produk yang belum dikenal audiens. Selain itu, konten tutorial sangat membantu dalam membangun audiens.

2 jenis angle untuk konten tutorial:

  1. Angle berdasarkan nama produk. Contoh: “Cara edit video di HP dengan CapCut”
  2. Angle berdasarkan masalah-solusi. Contoh: “Cara menghilangkan jerawat tanpa rasa sakit”

Konten dengan angle pertama HANYA menjangkau audiens yang sudah tahu merek produknya. Jika ingin mentarget audiens yang lebih lebar, sebaiknya gunakan angle yang kedua.

Silahkan coba buat keduanya secara seimbang dulu, lalu analisa untuk mengetahui mana yang lebih baik.

Konten 4: Daftar Terbaik

Jenis konten ini bisa mentarget commercial intent, jika judulnya dikaitkan dengan jenis produk. Di sisi lain, konten daftar terbaik bisa juga dibuat untuk mentarget navigational intent.

Contoh:

  • 5 softbox lighting untuk YouTuber yang bikin wajah jadi glowing
  • 3 kulkas besar dan luas yang ternyata harganya murah
  • 4 aplikasi keuangan yang pintar dalam menghemat pengeluaran

Apa pun jenis produk yang kita promosikan, pastikan untuk menyertakan manfaat atau “shocking-value” dalam judul konten.

Konten 5: Studi Kasus

Jenis konten ini mentarget commercial intent dengan memanfaatkan kesuksesan orang lain atau merek terkenal, dan sekaligus mentarget informational intent.

Contoh:

  • Cara [nama terkenal] menggunakan [nama produk] untuk menaikkan omset bisnis
  • Bagaimana [nama terkenal] menurunkan berat badan dengan [nama produk]

Sebagai alternatif, kita juga bisa membuat konten berdasarkan pengalaman sendiri dalam menggunakan produk tertentu.

10 Cara Kreatif Untuk Promosi Melalui Konten Pendek

Munculnya platform konten pendek seperti TikTok, Reels, atau Shorts memberikan kita semakin banyak opsi dalam mempromosikan produk sebagai affiliate.

Berikut beberapa cara kreatif untuk promosi melalui konten pendek:

Konten 1: Demonstrasi produk

Jenis konten ini mungkin sudah sering dilihat. Kita tinggal menunjukkan cara penggunaan salah satu fitur unggulan, atau cara kita sendiri dalam menggunakan produk yang dipromosikan.

Saat membuat konten jenis ini, target mesin pencari pada platform sebagai sumber traffic.

Tulis caption atau deskripsi konten yang relevan, dan tidak terlalu pendek. Selipkan merek dan model produknya sebagai kata kunci, dan lakukan secara natural agar enak dibaca oleh manusia. Boleh tambahkan sedikit hashtags, tapi hanya yang relevan saja.

Untuk meyakinkan audiens, gunakan salah satu formula copywriting yang dulu pernah saya jelaskan.

Konten 2: Sebelum dan Sesudah

Konten yang menunjukkan tranformasi sebelum dan sesudah cukup digemari oleh audiens. Triknya, tunjukkan transformasi yang kontras agar audiens penasaran. Setelah itu, baru beri penjelasannya.

Menyertakan penjelasan itu memang tidak diharuskan. Setelah transformasi secara visual sebetulnya bisa langsung ke bagian call-to-action. Tapi dengan memberikan penjelasan, kita bisa lebih meyakinkan audiens.

Silahkan buat beberapa konten dulu, sebagian dengan penjelasan, dan sebagian lagi langsung ke call-to-action. Setelah memiliki data yang cukup, bandingkan mana yang lebih menghasilkan banyak penjualan.

Konten 3: Integrasi Gaya Hidup

Tunjukkan aktivitas kita yang relate dengan audiens, sambil selipkan penggunaan produk yang dipromosikan. Tambah unsur hiburan atau visual aesthetic jika ingin lebih menarik. Jangan lupa untuk menggunakan sound yang sedang trending.

Untuk call-to-action bisa diucapkan, tapi jika tidak berbicara, gunakan teks dengan graphic panah yang mengarah ke keranjang kuning.

Konten 4: Mini Tutorial

Mulai dengan satu masalah penting yang dialami target audiens, jelaskan akibatnya jika masalah tersebut tidak diselesaikan, lalu ceritakan bagaimana produknya bisa memberikan solusi.

Konten jenis ini bisa dibuat menggunakan stoytelling yang dikombinasi dengan formula copywriting P-A-S.

Konten 5: Reaksi

Coba cari video yang menampilkan produk yang akan dipromosikan, lalu buat reaksi atau komentar terhadap video tsb. Bisa video viral, influencer, konten kreator lain, atau testimonial.

Gunakan fitur stitch atau duet di TikTok, atau edit sendiri, yang penting kreatif dan menarik.

Konten 6: Trending Challenge

Jika ada challenge yang sedang trending, dan memungkinkan kita untuk menampilkan suatu produk, silahkan coba dibuat.

Konten 7: Unboxing

Ini mudah dibuat, tapi karena terlalu gampang, konten unboxing ini bisa menjadi kurang unik. Saran saya, buat konten jenis ini jika produknya baru saja launching. Usahakan posting saat belum terlalu banyak affiliate lain yang promo.

Konten 8: Hack

Untuk konten jenis ini, tunjukkan cara unik dalam menggunakan produk yang dipromosikan. Selipkan juga unsur hiburan agar lebih menarik. Trik lainnya, cari produk yang memiliki fitur tersembunyi, dan jarang diketahui audiens.

Konten 9: Q & A

Konten-konten yang kita posting bisa saja menimbulkan pertanyaan dari audiens. Jadi cek kolom komentar secara rutin untuk pertanyaan seputar produk yang harus dijawab. Monitor juga jika ada request dari audiens yang bisa dihubungkan dengan suatu produk.

Konten 10: Mini Review

Pilih salah satu fitur terbaik dari produk yang dipromosikan, lalu berikan opini jujur tentang fitur tersebut. Tambahkan juga sekilas bagaimana kita menggunakan fitur tersebut. Dan sama seperti konten demonstrasi produk di atas, optimasi deskripsi atau caption dengan kata kunci produk.

Cara Menjual TANPA Terlihat Seperti Pedagang

Sebagai affiliate, sebaiknya kita tidak memposisikan diri sebagai seorang penjual.

Di jaman sekarang, banyak audiens yang langsung merasa malas jika melihat konten jualan. Kita sendiri pun saat melihat iklan sering cuek, atau langsung ingin skip. Hal ini disebut dengan istilah Ad Blindness (buta terhadap iklan).

Jadi saat merekomendasikan produk, posisikan diri kita sebagai sesama pengguna dengan melakukan teknik pre-selling.

Pre-selling adalah seni dalam ‘menghangatkan’ audiens sebelum mengajak mereka ke halaman produk.

Dalam melakukan pre-selling, kita tidak memaksa audiens untuk membeli produk. Tapi kita memberikan informasi bermanfaat, dan juga membangun kepercayaan dengan mereka.

Tips dalam melakukan pre-selling:

  • Pahami masalah dan kendala yang dialami target audiens seperti yang sudah saya jelaskan di bagian pertama.
  • Fokus memberikan edukasi dalam menyelesaikan masalah yang dialami audiens, bukan memaksa audiens untuk beli.
  • Jelaskan manfaat, bukan fitur. Contoh: noise reduction adalah fitur dalam microphone, sedangkan meredam suara bising yang datang dari sekitar adalah manfaat noise reduction.
  • Jika memungkinkan, suguhkan social proof (bukti sosial). Bisa merupakan pengalaman kita saat menggunakan produknya, atau testimonial dari pengguna lain.
  • Terakhir, baru ajak audiens untuk klik affiliate link (atau tombol keranjang) dengan Call-To-Action (CTA) yang jelas, tapi tidak memaksa. Usahakan agar audiens bisa melihat linknya dengan cepat. Buat segala sesuatunya mudah untuk mereka.

Mendatangkan Traffic Berkualitas

Sebagus apa pun kontennya, maka akan percuma jika tidak ada traffic.

Terdapat 3 sumber traffic yang bisa diandalkan saat belum memiliki audiens:

  1. Social traffic. Organik, namun bergantung pada algoritma.
  2. Search traffic. Organik, tapi memerlukan pengetahuan SEO.
  3. Paid traffic. Tidak organik, tapi memberikan hasil lebih cepat.

Sumber traffic yang bisa diandalkan oleh pemula tanpa modal adalah social traffic.

Namun perlu diingat bahwa algoritma social media sangat memperhatikan perolehan engagement, terutama jam tayang (watch time).

Tips dan strategi yang sejauh ini saya jelaskan akan membantu dalam merencanakan konten yang menarik. Tinggal eksekusinya yang harus terus dilatih agar menjadi lebih baik. Dan ini kembali lagi pada evaluasi dan perbaikan.

Tips lainnya dari saya …

Untuk setiap satu produk, buat konten yang:

  • memuaskan commercial serta transactional intent
  • memuaskan informational intent

Jadi saat mempromosikan satu produk, buat beberapa konten dengan angle berbeda.

Di antara konten-konten promosi, selipkan juga konten non-promosi yang bertujuan untuk lebih meningkatkan kepercayaan (supaya tidak terlihat terlalu jualan juga). Dalam konten non-promosi ini tidak ada produk yang dibahas.

Btw, saya pernah membuat video yang lebih detail tentang optimasi SEO di social media, terutama YouTube. Di video tersebut, saya menjelaskan juga cara membuat profil audiens dengan ChatGPT.

Klik Disini Untuk Tonton Video SEO Social Media

Belum Jadi Pelanggan Newsletter?

Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!

Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam

Bagikan Kepada Teman:
Scroll to Top