Belum Jadi Pelanggan Newsletter?
Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!
Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam
Udah Bikin Banyak Konten TAPI Selalu Sepi? INI Masalahnya!
Banyak kreator di Indonesia terjebak dalam ilusi “harus viral” agar bisa sukses.
Mereka terus bikin konten tanpa arah yang jelas, berharap suatu saat ada yang meledak. Tapi kenyataannya? Mereka merasa seperti jalan di tempat.

Kalau ini terdengar familiar, tenang.
Masalah utamanya bukan kurang kerja keras, tapi kurang traction.
Bagaimana Cara Menemukan Traction
Bukan hanya soal angka views atau likes, traction adalah ketika konten benar-benar terhubung dengan audiens yang tepat.
Kalau konten bagus tapi minim respons, ada 2 kemungkinan:
- Pesan kurang jelas.
- Pesan tidak sampai ke orang yang tepat.
Empat faktor utama mendapatkan traction: niat, pesan, keunikan, dan audiens.
Kalau salah satu tidak sinkron, maka konten akan sulit berkembang.
Mulai dengan Niat yang Jelas
Banyak kreator langsung lompat ke “buat konten” tanpa tahu kenapa mereka melakukannya. Padahal, niat adalah kompas yang menentukan arah perjalanan seorang kreator.
Tanyakan pada diri sendiri:
- Siapa yang ingin saya bantu dengan konten ini?
- Masalah apa yang bisa saya bantu selesaikan?
- Apa tujuan utama saya sebagai kreator?
Kalau jawabannya masih samar, jangan heran kalau audiens juga bingung dengan konten yang kita buat.
Pesan yang Tajam dan Spesifik
Pernah dengar kreator yang bilang: “Saya buat konten untuk semua orang.”?
Itu jebakan besar. Semakin luas target audiens, semakin lemah pesannya.
Sebaliknya, konten yang kuat adalah konten yang spesifik.
Contoh:
- Terlalu luas: “Cara sukses di YouTube”
- Lebih spesifik: “Sukses di YouTube TANPA harus tampil di depan kamera”
Kunci utama dalam menyampaikan pesan adalah jelas dan relevan.
Kalau audiens langsung merasa, “Wah, ini buat gue banget!”, berarti konten sudah di jalur yang benar.
Menemukan Audiens yang Tepat
Banyak kreator merasa gagal bukan karena kontennya buruk, tapi karena berbicara pada audiens yang salah.
Sama seperti menjual pancing ke orang yang nggak suka mancing — mau sehebat apa pun produknya, mereka tetap tidak akan tertarik. Begitu juga dengan konten.
Kalau engagement minim, coba cek lagi:
- Apakah pesan disampaikan dengan gaya bahasa yang dipahami audiens?
- Apakah membagikan konten di platform yang tepat?
- Apakah benar-benar tahu apa yang mereka cari dan butuhkan?
Keunikan: Kenapa Orang Harus Peduli dengan Konten Kita?
Di tengah ribuan kreator yang berlomba-lomba menarik perhatian, satu hal yang bisa membuat kita menonjol adalah keunikan.
Audiens tidak hanya mencari informasi, mereka mencari perspektif, gaya, atau pendekatan yang berbeda.
Tanyakan pada diri sendiri:
- Apa yang membedakan saya dari kreator lain di niche ini?
- Bagaimana saya bisa menyampaikan hal yang sama dengan cara yang lebih fresh atau menarik?
- Apakah saya sudah menampilkan kepribadian atau sudut pandang yang khas dalam konten saya?
Keunikan bisa datang dari:
- gaya bicara,
- cara penyampaian,
- sudut pandang yang tidak biasa,
- atau pengalaman pribadi yang relatable.
Semakin unik, semakin besar peluang kita dalam menciptakan audiens setia.
Diagnosa Masalah: Pesan, Audiens, atau Keunikan?
Saat konten tidak mendapatkan traction, analisis di mana letak masalahnya.
Gunakan pendekatan berikut:
- Kalau audiens sudah tepat, tapi tetap tidak ada respons, berarti masalahnya ada di pesan. Mungkin kurang jelas, kurang spesifik, atau tidak relate dengan masalah yang mereka alami.
- Kalau pesan sudah jelas, tapi tetap tidak ada engagement, berarti target audiensnya kurang jelas. Cara penyampaiannya mungkin salah, kurang relate, atau masih bingung sebetulnya untuk siapa konten ditujukan.
- Kalau sudah punya audiens dan pesan yang bagus, tapi tetap terasa biasa saja, mungkin konten belum cukup menonjol. Perkuat unique value proposition konten yang kita buat.
Kesimpulan: Ubah Strategi, Bukan Sekadar Tambah Konten
Banyak kreator berpikir solusinya adalah membuat lebih banyak konten. Padahal, kalau strateginya salah, hasilnya tetap nihil.
Daripada terus-terusan produksi tanpa arah, luangkan dulu waktu untuk menganalisis:
- Apakah niat saya jelas?
- Apakah pesan saya sudah tajam?
- Apakah audiens saya adalah orang yang tepat?
- Apakah saya punya keunikan yang membedakan dari kreator lain?
Kalau terus pakai strategi yang sama tanpa perubahan, jangan kaget kalau hasilnya juga tetap sama. Sebaliknya, kalau mulai menyesuaikan empat elemen tadi, traction akan mulai datang.
Dari empat elemen tersebut, mana yang harus diperbaiki dulu?
Belum Jadi Pelanggan Newsletter?
Bergabung dengan 3000+ anggota untuk belajar cara berkembang pesat di social media, dan membangun bisnis online menguntungkan dengan modal minim — 100% Gratis!
Kami tidak akan pernah mengirimi Anda Spam